Pertanyaan Destruktif

Barangkali ada peristiwa dimana pikiran kita dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan destruktif, permasalahan yang mengambil sebagian besar dari pemikiran, hinga kita pun terjebak dalam ketakutan terhadap diri sendiri. Really disturb our life.

“Kenapa dia lebih sukses dari aku?”
“Pencapaian dia sebegitu kerennya?”
“Pilihan aku tepat nggak ya?”
“Aku harus melakukan apa?”
“Harus mulai darimana aku ini?”

Tak jarang pertanyaan itu membawa diri hingga mengalami krisis emosional yang mudah mengotori kejernihan berpikir. Kita jadi mudah bimbang menentukan arah kehidupan, ada aktivitas sehari-hari penuh kelesuan.

Hal-hal yang menghambat produktifitas yang sudah kita rancang, satu per satu daftar rencana tidak terselesaikan dengan baik hanya karena masih memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu, terjatuhlah diri dalam kondisi kegalauan

Sejauh pengalaman, kendali diri kita lah yang lemah menghadapi era yang penuh distraksi, memercikan segala pencapaian yang mencuri perhatian kita secara berulang dari prestasi pekerjaan, kepengasuhan, finanasial, dan segala pencapaian kehidupan.

Jika pikiran mengkonsumsi rutin konten-konten pembanding seperti itu ya wajarlah kalau mudah larut dalam situasi buruk. Memang tidak mudah mengalihkan pandangan pembanding seperti itu karena memang kehidupan kita tidak terlepas dari ruang sosial hari ini.

Justru inilah jalan tantangan untuk diri sendiri. Mendewasakan atau mengkerdilkan?

Kembali lagi kepada kecakapan pikiran. Dalam memilih dan memilah, mana yang menguntungkan mana merugikan, mana yang menjernihkan mana yang membuat kotor.

Jika kita percaya bahwa setiap manusia memiliki mula dan nasib berbeda lantas kenapa kita sulit berkomitmen pada jalur kita sendiri. Kemana impian yang sudah terancang itu? atau jangan-jangan belum pernah memilikinya? Ah sudahlahh.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *